Selasa, 12 Maret 2013

Beda Musik Jangan Saling Ngusik

Dari sekian banyak genre atau aliran musik, ada beberapa yang gue suka diantaranya Pop Punk, Reggae, Iwan Fals--gue belom tau genre musik Om Iwan-- .__. dan juga pastinya lagu mellow yang bikin galau risau bahkan sampai netesin airmata saat ngedenger itu lagu. Ditambah dengan suasana yang sunyi dan jauh dari keramaian. Iya kan? Jujur...

Kayak apasih musik pop punk? Kayak gimana sih Reggae? Kok bisa tertarik dengan lagu-lagu Om Iwan? Kok jadi orang demen banget ngegalau? Jomblo? Ga ada kerjaan? Begitu banyak pertanyaan dari orang sekitar. Yap..gue belom tau secara detail kayak gimana jenis musik pop punk, reggae, dan lagu Om Iwan. Mungkin bagi sebagian orang gue ini sok tau. Sok-sok denger dan suka genre musik itu tapi ga tau gimana sejarahnya. Yasudahlah toh gue menikmati genre musik itu. Those are easy listening.

Begimana awal mula gue suka pop punk, reggae, dan lagu-lagu Om Iwan? Begini ceritanya..
Pertengahan Januari 2012, tepatnya tanggal 21 Januari 2012 gue berpacaran dengan seorang cowok (iyalah)-baca di cerita 'Tiga'- Saat gue main kerumahnya--bahkan sampai sekarang-- dia sering nyetel lagu-lagu itu. Dengan rasa penasaran yang tinggi, gue minta semua playlist dan kebetulan saat itu gue butuh memorycard handphone, dan seolah kedua sayapnya yang mengepak dengan berbaik hati dia ngasih memorycard beserta semua lagu-lagu itu. Baiknya<3. Sesampainya di rumah, gue pasang memocard dihandphone dan melihat ada sekitar 300an lagu. Dengan menggunakan hati nurani, gue pilih secara acak dan duduk manis mendengarkan lagu yang akan diputar. Hati gue terketuk, seakan mendapatkan hidayah dari Allah untuk segera menunaikan pergi haji bersama kedua orangtua. Loh bukan. Dan sampai saat ini gue masih dan sangat gemar mendengarkan musik Pop Punk, Reggae, dan lagunya Om Iwan. Dan....disela waktu juga ngedengerin lagu mellow dan jenis musik lainnya sih:D

Siapa ajasih yang dimaksud diatas? Yuks lokit...
1. Starlit
2. My Death Diary
3. Sunday With My Girlfriend
4. Day Afternoon
5. Steven Jam
6. Steven & Coconut Treez
7. Tony Q
8. Dhyo Haw
9. Gangstarasta
10. Monkey Boots
11. Shaggy Dog
12. Sweet As Revenge
13. Final Attack
12. Semua lagu Iwan Fals
Dan masih banyaaakkkk lagiiii.

Nah..sedikit bercerita awal mula gue tau Monkey Boots. Lokit nyoh
Pada tahun 2012, doi ninggalin gue ke jogja, rumah mbahnya. Dia kesana sama temannya, kowos. Selama hampir seminggu kita ga ketemu. Sedih. Kangen. Kesel. Semua campur jadi satu. Tp ada satu hal yg bikin gue keinget dia terus saat itu. Sebelum jet tempur berangkat--kereta-- doi sms gini 'coba lo denger lagu monkey boots-tunggulah tunggu'. Langsunglah gue nyalakan kompi dan nanya om yutub buat liat vidio-lirik dari lagu yg dimaksud.

tunggulah tunggu sabarlah kau disana
menanti ku pulang kembali ke kota
tempat dimana cinta satukan kau dan aku

Begitulah kisahnya. Sudah yaa....

Nah bro/sis, pesan gue sih walaupun kita semua punya selera musik masing-masing dan beda dari yang lain tapi jangan sampe deh elo ngerendahin selera musik yang beda dari jalur lo. Menurut lo asik bukan berarti buat orang lain asik juga kan? Beda musik jangan saling ngusik. Kalau kata Om Iwan, damai kami sepanjang hari.

PS1: yang dimaksud diatas bukan cuma Pop Punk, Reggae, dan lagunya om Iwan ajaloh. Ada banyak jenis lainnya seperti Rock, Ska dan Blues.
semua yang gue suka ada disini

Biografi Dhyo Haw

PROFIL

BIOGRAFI   DHYO HAW               


Nama : Dio prasetyo
Nama panggilan : Dhyo

Nama musisi : Dhyo Haw

Tempat/Tgl Lahir : Tangerang / 20 April 1993

Musisi Fav : Bob Marley , Melly goeslow

Musik Fav : Reggae, acoustic , Jazz , Rocksteady

Hobbi  : Nulis, gambar, Futsal, Depan Komputer , bermusik.

VISI DAN MISI GUE YAITU MEMBUAT SEMUA ORANG TAU BAHWA REGGAE ITU TERMASUK SALAH SATU GENRE MUSIK,
BUKAN HANYA SEKEDAR MUSIK KOMUNITAS..
KITA BUAT MUSIK REGGAE RAMAH DITELINGA SIAPAPUN...





Kenapa anda memberi Nama Dhyo Haw???
Apa definisi dari kata HAW itu ??

" DHYO HAW"
kata Dhyo itu berasal dari nama panggilan gue..

dan Klo HAW itu sebenarnya dari kata wah .. yang artinya istimewa..

jadi dibalik menjadi HAW..   :)

kesimpulannya, nama dhyo di indonesia banyak.. 
tapi gue pengen nama gue "dhyo" yang paling wahh., dari dhyo , dhyo yang lain.. 






jadi gue kasih nama DHYO HAW... 

sumber:

Biografi Iwan Fals

Biografi Iwan Fals

Nama Lengkap: Virgiawan Listanto
Nama Populer: Iwan Fals
Tanggal Lahir: 3 September 1961
Tempat Lahir: Jakarta,  Indonesia
Pekerjaan: Penyanyi, Penulis lagu, Musisi, Produsen
Genre: balada dan country
Instrumen: Vokal, Gitar

Virgiawan Listanto atau yang lebih dikenal dengan nama Iwan Fals lahir pada tanggal 3 September 1961 di Ibukota Jakarta. Beliau merupakan musisi beraliran balada dan country. Berkat lagu-lagunya yang konsisten mengangkat persoalan sosial dan meneropong kaum pinggiran yang dekat dengannya, bermakna kritik yang berdampak 'cekal' baginya di masa Orde Baru membuat Bung Iwan menjadi legenda hidup bangsa ini.

Iwan Fals  lahir dari pasangan Lies (ibu) dan ayah Haryoso almarhum (kolonel Anumerta). Iwan menikahi Rosanna (Mbak Yos) dan mempunyai anak Galang Rambu Anarki (almarhum), Annisa Cikal Rambu Basae, dan Rayya Rambu Robbani.

Bung Iwan menghabiskan masa kecilnya  di Bandung, kemudian ikut saudaranya di Jeddah, Arab Saudi selama 8 bulan. Bakat musik yang dimiliki Bung Iwan makin terasah ketika ia berusia 13 tahun, di mana  Bung Iwan banyak menghabiskan waktunya dengan mengamen di Bandung. Bermain gitar dilakukannya sejak masih muda bahkan ia mengamen untuk melatih kemampuannya bergitar dan mencipta lagu.

Kisah perjalanan musisi Iwan Fals di Jakarta, bermula dari ajakan seorang produser. Ia lalu menjual sepeda motornya untuk biaya membuat master. Iwan rekaman album pertama bersama rekan-rekannya, tergabung dalam Amburadul, namun album tersebut gagal di pasaran dan Iwan kembali menjalani profesi sebagai pengamen.

Bersama label musik Musica, barulah lagu-lagu Bung Iwan digarap lebih serius, akhirnya lagu-lagu dalam Album Sarjana Muda sukses dipasaran.

Album-album karya Iwan Fals antara lain: Canda Dalam Nada (1979), Canda Dalam Ronda (1979), Perjalanan (1979), 3 Bulan (1980), Sarjana Muda (1981), Opini (1982), Sumbang (1983), Barang Antik (1984), Sugali (1984), KPJ (Kelompok Penyanyi Jalanan) (1985), Sore Tugu Pancoran (1985), Aku Sayang Kamu (1986), Ethiopia (1986), Lancar (1987), Wakil Rakyat (1988), 1910 (1988),  Antara Aku, Kau Dan Bekas Pacarmu (1988), Mata Dewa (1989), Swami I (1989), Kantata Takwa (1990),  Cikal (1991), Swami II (1991), Belum Ada Judul (1992), Hijau (1992), Dalbo (1993), Anak Wayang (1994), Orang Gila (1994), Lagu Pemanjat (bersama Trahlor) (1996), Kantata Samsara (1998), Best Of The Best (2000), Suara Hati (2002), In Collaboration with (2003), Manusia Setengah Dewa (2004), Iwan Fals in Love (2005), 50:50 (2007), Untukmu Terkasih (2009) - mini album, Keseimbangan - Iwan Fals (2010).

Biografi Iwan Fals di ambil dari situs wikipedia.org, semoga bermanfaat, terimakasih.

Rabu, 06 Maret 2013

Tiga

TIGA
Lelah hati dan fisik. Kuputuskan untuk tidur sejenak. Kupejamkan kedua mata. Gelap. Sunyi. Terlihat seseorang dari kejauhan membawakanku ice cream.
‘ini eskrim kesukaan kamu’ Dia memelukku dan berkata,
‘gue suka sama lo, sejak pertama kita ketemu.

Tak terasa, sudah 3 jam lebih aku terlelap. Diiringi lagu Too much love will kill you – Queen.
I’m just the pieces of the man I used to be
Too many bitters tears are raining down on me
I’m far away from home
And I’ve been facing this alone
For much too long
I feel like no-one ever told the truth to me
About growing up and what struggle it would be
In my tangled statenof mind
I’ve been looking back to find
Where I went wrong...

Aku tahu, dia pasti akan datang. Entah kapan. Aku tidak hanya berdiam diri. Berusaha mencari dan mencari. Dua kejadian buruk masa lalu tak akan membuat ku rapuh. Tidak akan terjadi kiamat kalau kita tidak punya pasangan, bukan? Aku mempunyai banyak teman lelaki. Mencoba mencari hiburan bersama mereka. Tapi tidak, hatiku tetap merasa sepi. Mereka hanya teman. Posisi mereka dihatiku tak pernah lebih dari sekedar teman.
Siang itu, aku mempunyai janji untuk bertemu dengan salah satu rekan. Kau tahu siapa dia? Dia adalah-yang kedua-diantara-mereka. Kau ingat bukan? Setelah pertemuan perdana kami saat merayakan malam pergantian tahun. Ini merupakan pertemuan kami yang kedua. Kami bertemu saat aku sedang ada masalah dengan-satu-diantara-mereka. Ia bisa membuatku tenang. Mencari jalan pintas untuk menyelesaikannya.
Aku merasakan sensasi berbeda saat berada didekatnya. Nyaman. Damai. Belum pernah aku merasa senyaman ini. Ia bisa menenangkan ku saat mengalami masalah. Ia dapat menjadi backing. Teman. Sahabat. Bahkan seperti kakak laki-laki ku sendiri.
Yang aku tahu, aku menyukainya. Aku menyayanginya. Mengapa aku baru menyadari setelah merasa sakit? Mengapa kami tidak dipertemukan lebih awal?. Mengapa ia hanya memendam rasa terhadapku? Ah sudahlah semua telah terjadi. Menyesalkan semuanya hanya membuang waktu.
Tak lama setelah pertemuan kedua itu, kami menjalin sebuah hubungan. Lebih dari teman, sahabat, ataupun kakak laki-laki. Ya, kami berpacaran. Dia tidak menembakku. Ia tidak melakukan ritual seperti mereka dengan segala macam omong kosong. Tak penuh dengan basa-basi. Ia mempunyai cara sendiri untuk menarik perhatian ku. Mempunyai daya pikat yang luar biasa. Ia mengungkapkan rasa sayang padaku. Awalnya aku ragu. Tak ingin merasa kegagalan seperti dua hal buruk lalu. Tetapi hati ku tak bisa diajak kompromi. Hatiku membutuhkan lem untuk merekatkan kembali puing-puing dinding yang telah hancur. Dan ia datang membawa lem perekat untuk menyatukan hatiku kembali.
Hari-hariku kembali ceria. Ia datang membawa sejuta senyuman. Melukis setiap hariku. Membawa ku terbang melambung tinggi. Terkadang menjatuhkanku hingga merasa sakit. Tetapi ia bisa menerbangkanku kembali. Humor dan canda serta ketulusannya membuatku berdiri saat terjatuh. He’s never let me to face this world alone.
Ia yang selalu ku ingat saat bangun dipagi hari. Yang selalu ku rindukan saat akan memejamkan mata dimalam hari. Aku menyukai semua yang ada pada dirinya. Mata, hidung, bibir manis, kenyamanan saat berada dibalik punggungnya, pelukan hangat, dan semua. Semua. Akan ku ingat sampai kapanpun.

Dua

SATU DIANTARA DUA
Berawal dari kisah seorang teman sekelas ku mengenai kekasihnya yang bersekolah di salah satu SMK Negeri di Jakarta. SMK N 1 Jakarta atau lebih dikenal dengan Budi Utomo. Pahit manisnya cerita yang ia alami membuat aku ingin mencobanya juga.
‘Wi, kenalin gue sama temen cowok lo dong. Buat jadi abangan aja’ Pintaku sambil memberi alasan sebelum ia memikirkan hal aneh.
Ia memberiku 4 nomor handphone. Pilihan ku tertuju pada 2 nama. Yoga dan Tiyo. Aku melupakan alasan utama ku. Dan, ya aku ingin menjadikan satu diantara dua itu ‘lebih dari kakak’.
Sudah beberapa hari ini aku dan mereka berkomunikasi melalui pesan singkat. Yoga, satu diantara mereka mengajak ku bertemu sesudah pulang sekolah.
‘Ven lo dimana? Gue di depan sekolah lo’
Ku longokkan kepala keluar gerbang. Mencari seseorang yang menggunakan sweater merah-itu kode yang ia berikan-.

24 Desember 2011
‘sorry ya gue nggak bisa nerima lo sebagai pacar. Gue belum mau pacaran’
Tatapannya kosong. Tertuju pada suatu arah. Ia hanya mengangguk. Hening. Diam. Senyap.
Dua hari kemudian. Ia menembakku lagi. Aku tetap pada keteguhan ku kalau aku memang tidak ingin berpacaran.
‘Maaf ya gue masih belum bisa nerima lo. Kita jadi abang adik aja gapapakan?’
Ia tak menjawab. Hanya anggukan kecil dan tersenyum pasrah.
Ku rebahkan diri diatas kasur. 5menit kemudian, handphone berdering.
*two messages received*
‘Hati lo terbuat dari apa? Cukup gue yg lo sakitin kayak gini. Jangan lo ulangin lagi ke orang lain’
‘Lo cewek pertama yang bikin gue uring-uringan kayak gini. Parah lo’

28 Desember 2011
‘Kamu mau kan jadi pacar aku? Jangan ditolak lagi dong’ tatapnya penuh harap.
Dalam hitungan detik bibirku mengeluarkan kata yang seharusnya tidak aku katakan. Ya, aku mengatakan iya. Ah hati memang tidak bisa berbohong.
Ia memelukku dan kami kembali menyusuri basement mall dibilangan Jakarta.
31 Desember 2011
Esok adalah hari ditahun yang baru. Ia mengajakku untuk merayakan malam pergantian tahun bersama teman-temannya.
‘Eh iya, temen kamu ada yang namanya Tiyo kan?’ tanyaku sambil memakai sweater yang ia berikan.
 ‘Ada. Emang kenapa? Lo suka? Tanyanya sedikit bernada tinggi.
‘Enggak aku cuma nanya’ jawabku terkekeh mengetahui ia cemburu.
Pukul 20.00. Hatiku resah. Mencari kesana kemari orang yang ingin ku temui. Ya-aku- juga-ingin-bertemu-dengan-orang yang kedua diantara ‘mereka’.
Yoga menyadari kalau aku sedari tadi mencari temannya. Iya, Tiyo. Ia tahu bahwa aku ingin menemuinya.
‘Mana temen kamu itu? Kok belum dateng? Tanyaku tanpa dosa.
‘Lo bakal suka sama Tiyo. Dia baik dan lebih cakep dari gue. Liat aja nanti’. Spontan ia mengeluarkan kalimat itu dan menatap mata ku dalam-dalam.
Hmm menantang. Kataku dalam hati.
Saat sedang bercengkrama, tibatiba seorang pemuda turun dari motor tepat dihadapanku. Memakai celana jeans sedengkul dan kaos putih oblong, membawa tas slempang berwarna merah kuning hijau. He mess his hair and fix it! Itu dia. Dia yang kucari. Senyum riang tipis tergambar dari sudut bibirku.
Waktu menunjukkan pukul 00.00. Ku lihat ratusan kembang api menari ria menyambut datangnya tahun baru. Ia mengajak ku berdiri. Melingkarkan kedua lenganku dipinggangnya. Ku rebahkan kepala dibalik punggungnya yang hangat. Pergantian tahun yang indah.
***
Keindahan itu tak bertahan lama. Selang beberapa hari kemudian ia memutuskan ku. Alasannya karena ia menganggap aku menyukai orang lain. Persetan. Kalau memang ingin berpisah tak usah banyak bersilat lidah. Ia hanya bisa membalikkan fakta. Ah dasar lelaki.
Semangatku tak kandas sampai disana. Aku tetap bisa tersenyum walau tanpanya lagi. Ku buang jauh-jauh perasaan ku. Menguburnya hingga ke tempat yang paling dalam. Berharap tak ada seorangpun yang tahu bagaimana hancurnya perasaan ku saat itu. Dan aku yakin akan ada seorang pangeran yang membawakan kuda putih untuk ku. Suatu saat nanti. Mungkin.

(*) frontal dikit dengan nyebut nama tanpa sensor gapapa dong ya hehe

Satu

SATU
Hari ini hari pertamaku memasuki sekolah baru dijenjang yang lebih tinggi. Awalnya setelah lulus SMP aku akan mendaftar di sekolah keperawatan. Karena keadaan, ku urungkan niat ku dan mendaftar disalah satu sekolah kejuruan negeri di Jakarta. Masa MOPDB telah dilakukan selama 3hari. Dan ini saatnya aku memakai seragam putih abu-abu. Seragam yang kebanyakan orang bilang mempunyai sejarah tersendiri bagi yang memakainya.
Seperti hari sebelumnya, aku dan kawan-kawan akan melewati sebuah sekolah kejuruan lain sebelum kami tiba disekolah. Sesampainya dikelas, belum ada kegiatan belajar mengajar. Kami masih hanya berkenalan dengan penghuni sekolah beserta isinya. Ku perhatikan para senior dengan sambutan yang berbeda. Gaya, cara bicara, cara berjalan dan sikap mereka berbeda-beda. Aku tidak memperdulikan sikap mereka. Dan waktu begitu cepat. Tak terasa saatnya kami pulang kerumah. Dan lagi, kami melewati sekolah itu. Berwarna hijau. Panjang dan luas. Tak terlihat seperti sekolah. Lebih mirip rumah sakit. 
Keesokan harinya saat menuju sekolah, terlihat sekelompok pelajar berseragam biru lengkap dengan pangkat dikedua pundaknya sedang berkumpul di pinggir sekolah yang biasa aku lewati. Kupaksakan berjalan dengan kepala sedikit tertunduk. Seseorang menghampiri dan menegurku.
‘Hei boleh minta nomor handphone lo nggak?’ tanyanya mengagetkanku.
‘Sorry gue ngga megang handphone’ tolakku halus.
Hari berlalu begitu cepat. Berangkat ke sekolah dan pulang. Kegiatan belajar mengajarpun masih belum efektif. Menyenangkan.
‘Hei lo lagi, gue boleh kan tau nomor handphone lo? Nama gue Rian (disamarkan). Lo siapa?’ tanyanya serius.
‘Oh ya gue aven’ jawabku sambil menahan tawa.
Ini sudah ketiga kalinya. Ku berikan nomor handphone ku entah karena terpaksa atau kasihan. Ia kembali ke tempat bersama teman-temannya. Beberapa saat kemudian terdengar sorakan riang.

11 November 2011
Seperti biasa sebelum sampai di sekolah merupakan suatu kewajiban melewati sekolah hijau itu. Terdengar seseorang memanggil. Mengajakku ke suatu tempat yang tidak jauh dari tempat biasa ia kongkow.
‘Ada yang mau gue omongin. Lo mau nggak jadi pacar gue?’ sorotan matanya menembus cahaya matahari pagi. Bola mata coklatnya yang bundar sudah melihat jawaban yang akan ku berikan. Iya, mata indah itu sudah mengetahui.
***
Ia sering mengajakku bermain dengan teman sepermainannya. Ia begitu tulus. Terlihat saat ia menggandeng tangan ku di depan temannya.
‘sedih ya nonton film tentang ayah ini?’
‘iya aku inget ayah dirumah’
‘orangtua aku pisah aku biasa aja, masa kamu yang masih untuh sedih?’ candanya menghiburku.
Ia mengelap airmata ku dengan saputangan bertuliskan nama ayahnya.
‘jangan nangis ya’ ucapnya sambil mengecup pipi ku.
Perdana saat kami dibioskop. It's romance, isn’t it?
***
Sepulang sekolah ia mengajakku untuk bertemu. Sepertinya ada yang ingin ia sampaikan. Aku menerka-nerka kesalahan apa yang telah aku perbuat. Tak ada salah apapun. Pikirku. Di depan sekolah hijau itu ia memulai pembicaraan.
‘lo tau Rama (disamarkan) kan? Sahabat gue. Dia suka sama lo. Kita udahan aja ya. Gue nggak mau pertemanan retak’ ucapnya tanpa basa-basi.
Bagai tertarik ombak atlantis disiang hari. Tanpa menanyai kabar ku. Tanpa mengacuhkan cuaca super panas saat itu. Ia memutuskan hubungan begitu saja. Aku tidak percaya dengan apa yang ia katakan. Aku tak tahu apapun dalam masalah kalian. Tanpa bertanya apa motif ia melakukan hal itu padaku. Tak ada jawaban bermakna keluar dari mulutku. Ia menatap kedua mata ku. Hening.
‘oh iya yaudah engga apa-apa’ jawabku sekenanya.
Bergegas aku meninggalkan tempat laknat itu. Tanpa salam perpisahan. Manis. Pahit. Entahlah. Persetan dengan cinta.
Tiba dirumah kulemparkan tas dan sepatu disembarang tempat. Melemparkan tubuhku diatas kasur. Siapa peduli hatiku berteriak kencang? Terkutuklah hari ini. Umpatku sambil meremas boneka pemberiannya waktu itu.
*two messages received*
‘maaf ya gue mutusin lo tibatiba. Gue juga ngga mau ngelakuin hal itu. Tp keadaan yang memaksa. Gue relain lo buat sahabat gue. Maaf ya’
‘Lo cewek pertama yang bikin airmata gue netes. Maafin gue. Tapi kita masih bisa jadi temen kan?’
Aku mengacuhkannya. Sedih, marah, kecewa, semua bercampur jadi satu. Biarlah kamar dan seisinya yang mengetahui apa yang aku rasakan.


11-11-11. Tanggal jadian bagus tidak menjamin hubungan berjalan mulus.


ps: cerita ini hanyalah sebuah cerita. nyata dengan sedikit perubahan.

Desember di Jogja

Merasa penat dengan hiruk-pikuk ibukota, macet dan dibuat berjuang setiap hari kerja dengan angkutan urban yang terkadang cukup tidak man...