Senin, 05 Februari 2018

Sempat Kecewa

'Akulah lelaki
Dengan jiwa bocah
Yang coba dewasa
Yang coba berubah'

Aku pernah dibuat kecewa, tidak hanya sekali, dan dengan masalah yang berbeda-beda. Awalnya kupikir aku bisa mengubah cara hidupmu dengan singkat. Aku keliru, kau masih saja dengan jalan hidupmu seperti dahulu. Aku terdiam. Merasa gagal sebagai perempuanmu. Nyatanya sampai saat ini kehadiranku tak mengubah apa-apa dalam hidupmu. Bukan semakin baik, kau semakin berulah. Celakanya, aku selalu tahu sendiri hal itu sebelum kau yang bercerita atau mungkin tak akan kau ceritakan padaku. Begitu besar rasa percaya diriku. Merasa bisa menjadi pengendali saat kau salah arah, nyatanya hadirku tak sebegitu berarti untukmu.

'Mohon dampingilah
Jangan tinggalkan'

Tak habis pikir, bagaimana bisa kau melakukan semua hal itu tanpa aku tahu? Kau ingat komitmen awal menjalani hubungan ini? Kebohongan-kebohongan yang dilakukan akan membuat jauh salah satu dari kita. Harapanku padamu terlalu tinggi hingga diriku mudah tersakiti oleh perbuatan salahmu. Sempat terucap kalimat untuk menyudahi dan jalani hidup kita sendiri-sendiri.

‘Maaf lan, aku belum bisa mengerti pilihan hidup kamu.’

Kau tahu, aku selalu mencoba baik-baik untuk membawa diri. Menahan hal-hal yang akan membuatmu kecewa. Aku memberikan kepercayaan penuh untukmu. Mati-matian aku membela dirimu atas rumor yang kudengar. Namun kau mati-matian juga mematikan pondasi kuat yang telah aku rawat. Lagi-lagi kau mengecewakanku dengan masalah yang tak berkesudah. Berdua kita memulai hubungan yang lebih baik. Aku percaya dengan janjimu, bahwa kau akan meninggalkan hal-hal yang dulu kau pilih sebagai jalan hidupmu, dan menurutku itu salah. Kau memintaku untuk menemani setiap proses perubahan yang akan kau gapai. Dengan kemantapan hati, aku menyanggupi.

'Kau alasanku untuk dewasa
Dan ku tak ingin kau terluka
Segenap jiwa akan ku jaga'
Sheila on7 - Alasanku

18.19wib, suara adzan maghrib menghantarkanku menutup tulisan singkat tentang sedikit kekecewaan yang pernah berulangkali kau gores. Mungkin niatmu hanya menghargai teman-temanmu, tidak enakan, atau hanya sekedar iseng. Namun kau harus ingat satu hal, teman yang baik akan menghargai prinsip dan pilihanmu.

Ingat ucapanmu;
‘ Gak mau aku balik kayak dulu lagi. Aku suka diri aku yang sekarang, ditambah ada kamu.’

Berubahlah, bukan untuk diriku, namun demi dirimu, demi masadepan-mu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Desember di Jogja

Merasa penat dengan hiruk-pikuk ibukota, macet dan dibuat berjuang setiap hari kerja dengan angkutan urban yang terkadang cukup tidak man...